Senin, 10 September 2012

WATER LEVEL CONTROLLER

Atau bisa juga disebut sebagai Alat Pengisi Tandon Air Otomatis.
Ada beberapa jenis alat pengindera air diantaranya:
  • Menggunakan sensor ultrasonik
  • Menggunakan probe untuk mendeteksi ketinggian air
Yang akan kita bahas disini adalah yang kedua yaitu memakai probe/ elektrode untuk mendeteksi ketinggian air. Prinsip kerja dari detektor ini adalah perubahan resistansi antara elektrode dengan air sebagai media penghantarnya. Ada 2 jenis rangkaian yang dipakai untuk mendeteksi ketinggian air yaitu:
  1. Memakai arus DC pada elektrode sebagai pengindera
 Jantung dari rangkaian ini adalah RS flip-flop yang dibentuk oleh IC1A dan IC1B CD4011 quad NAND Gate. Seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Water Level Controller using DC current.
Tabel 1. Tabel Kebenaran
State
A
B
C
Q
1
1
1
0
1
2
0
1
1
1
3
0
0
1
0
4
0
1
1
0
1
1
1
0
1

Kondisi keadaan logika elektrode yang memungkinkan antara lain:
  • State 1, jika elektrode Low/High tidak tersentuh air maka titik A dan B akan tinggi (1). Dengan titik A tinggi maka titik C rendah sehingga RS flip-flop di set dan output Q akan tinggi, transistor T1 ON, relay ON yang menghidupkan pompa air. 
  • State 2 jjika elektrode Low tersentuh air maka titik A rendah, B tinggi, titik C tinggi, output Q tetap tinggi.
  • State 3, jjika elektrode High tersentuh air maka titik A rendah, B rendah, titik C tinggi, maka RS flip-flop akan reset sehingga output Q rendah, transistor T1 OFF, relay OFF yang mematikan pompa air.
  • State 4, jjika elektrode High tidak tersentuh air maka titik A rendah, B tinggi, titik C tinggi, output Q tetap rendah.
  • Kembali ke State 1, Jika kedua elektrode tidak tersentuh air maka titik A tinggi, titik B tinggi dan titik C rendah sehingga RS flip-flop set (tinggi) maka kembali seperti langkah 1 diatas.
 Kerugian dari memakai arus DC adalah adanya proses elektrolisa pada elektrode positif dan negatif, yang menyebabkan cepatnya terjadi korosi meskipun arusnya cukup kecil. Untuk memahami proses elektrolisa dapat dibaca disini.
Gambar 2. Alternatif Water Level Controller using DC current.
     2. Memakai arus AC pada elektrode sebagai pengindera.
Pada rangkaian menggunakan arus AC sebagai pengindera adalah modifikasi dari gambar 1, dimana input elektrode common memakai osilator dan elektrode High dan Low sebagai penerima gelombang yang dipancarkan elektrode common, dengan media air sebagai penghantar. Gambar 3 dibawah ini adalah rangkaiannya.
Gambar 3. Water Level Controller using AC current.
Rangkaian diatas adalah modifikasi dari gambar1, cara kerjanya sama, kecuali menggunakan arus AC sebagai pengindera kehadiran cairan/ air. Keunggulannya jelas, mengurangi terjadinya korosi akibat adanya proses elektrolisa yang terjadi diantara elektrodenya.

PEMBUATAN ELEKTRODE DAN PERAKITAN PCB
 Ini adalah Layout PCB Single side dari AC Water Level Controller yang berukuran 4x5cm. Garis merah adalah jumper.

Gambar 4. PCB dari AC Water Level Controller
Daftar komponen yang diperlukan antara lain:
Tabel 2. Parts List


Kalau kesulitan membeli relay 6V kita bisa pakai relay 12V dengan mengganti 78L06 menjadi 78L12 dan sekunder trafo 0 – 12VAC. Rangkaian ini bisa menggunakan tegangan 6V ~ 15V, tegantung dari IC CD4011 yang menurut datasheet tegangan supplynya sampai +18V.
 Agar rangkaian dan elektrode terlindung dari hujan atau panas kita pakai paralon 2,5 inch sebagai casing board dan paralon 1 inch sebagai tempat elektrode kita seperti tampak gambar 5 dibawah.
Gambar 5. Elektrode dan casing electronic board 
 Elektrode kita buat dari bahan stainles steel agar awet dan higienis meskipun aluminium juga bisa dengan diameter 3 atau 4mm. Elektrode perlu kita cor pakai larutan fiber dengan paralon 1 inch sebagai rumahnya, dan ujungnya kita bor 3mm untuk menyambung kabel ke rangkaian kita. Yang perlu diperhatikan disini adalah elektrode tidak boleh kena air kecuali bagian yang masuk ke tangki/ tandon, karena input rangkaian ini sangat sensitif sekali dengan adanya air.

Casing electronic board kita bisa pakai paralon 2,5 inch dengan shock 1,5 to 2,5 inch yang tersedia di toko bangunan. Trafo kita masukkan ke shock dan diatasnya kita pakai rubber tape yang agak tebal untuk menempelkan PCB kita. Dibawah shock kita lubangi untuk lubang kabel power dan output ke pompa. Yang paling atas adalah cover paralon 2,5 inch sebagai penutup, kita bisa pakai lem silicon yang biasa dipakai mengelem kaca akuarium sebagai perekat. Jangan memakai lem PVC karena akan sulit untuk membukanya. 

Setelah selesai kita pasang di atas tangki/ tandon air dengan mengebor 1,5 inch sesuai dengan besar shock yang kita pakai. Sesuaikan panjang elektrode dengan tinggi tandon yang kita pakai baik elektrode low maupun high. Pasang kabel merah ke phase dan kuning ke Netral sumber listrik 220V, dan kabel hijau dan kuning ke kabel motor pompa. Kalau jarak motor dan tandon jauh kita cukup menyambung kabel hijau ke motor pompa dan satunya kita sambung ke Netral dari instalasi listrik terdekat.
Skema dan rangkaian bisa didownload disini:

Sabtu, 21 Juli 2012

Aplikasi Diode 2: Memanfaatkan Port USB sebagai Baterai Charger HP Darurat

Seringkali dalam keadaan darurat kita membutuhkan charger baterai HP kita karena mungkin charger rusak atau ketinggalan dsb. Karena kita masih ada Laptop kita bisa memanfaatkan port USB sebagai charger. Seprti tampak pada gambar 1 dibawah ini adalah koneksi pin dari port USB komputer.
Gambar 1. Koneksi Pin Port USB
Dari gambar diatas kita tahu bahwa port USB mempunyai tegangan sebesar 5V (±0,25V). Maksimum arus yang dapat kita pakai adalah 500mA. Sedangkan baterai HP umumnya adalah Lithium ion yang mempunyai tegangan 3,6V dengan tegangan pengisian maksimum adalah 4,2V. Kita lihat grafik dibawah ini yang merupakan karakteristik pengisian baterai Li-ion.

Gambar 2. Karakteristik Pengisian Lithium-Ion Battery

Tahap I dari pengisian adalah CC (constant Current) atau pengisian dengan arus tetap selama 1jam, biasanya arus pengisiannya sebesar 0,8 x I, dimana I adalah kapasitas arus baterai.
Tahap II adalah pengisian CV (constant voltage) atau pengisian dengan tegangan tetap, yaitu sebesar 4,2V selama 2jam.
Dari data2 diatas kita bisa merencanakan membuat charger baterai dengan port USB sebagi sumber tegangan dan diode sebagai penurun tegangan dan Kabel USB kita bisa menggunakan bekas kabel mouse atau yang lainnya yang tidak terpakai. Oke misalnya baterai HP kita mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Lithium ion baterai 700mAH,
Voltage 3,7V,
Charge Voltage : 4,2V

Arus pengisian maksimum charger = 0,8 x 700mA = 560mA. Kita ambil saja 500mA karena maksimum arus dari USB port adalah 0,5A. Kita pakai diode sebagi penurun tegangan dari 5V menjadi 4,3V (ingat mengenai diode Silicone Vf = 0,7V).
Kondisi baterai kosong tegangan sebesar 2,7V.
Nilai Resistor dapat kita hitung:
R = (4,3V – 2,7V)/0,5A = 3,2 Ohm
Pr = 0,5 ^2 x 3,2 Ohm = 0,8 Watt
Kita pakai saja R yang ada dipasaran yaitu 3,3 Ohm/1Watt. Jadi seperti gambar dibawah inilah rangkaian yang kita buat.

Gambar 3. USB Charger Darurat
Karena arus pengisian yang kita pakai sebesar 500mA, maka lama pengsian pada tahap I menjadi 700/500 * 60 menit = 84 menit. Kita bisa pakai schedule task di windows sebagai pengingat kapan kita mencabut charger kita, atau pakai Power Management di Control Panel agar Hybernate setelah 84 menit. Oke selamat mencoba dan tak lupa mohon dikoreksi kalau ada yang salah....
Sumber:

Jumat, 06 Juli 2012

DIODE

 

Diode adalah komponen yang berfungsi untuk menyearahkan arus listrik, diode biasa disebut juga P-N junction. Dibawah ini adalah simbol umum dari diode.
Gambar 1. Simbol Diode, A=Anode, K=Katode
Diode umum dikenal dengan sebutan DUS (Diode Universal Silicone) bila terbuat dari Silicone, atau DUG (Diode Universal Germanium) bila terbuat dari Germanium.Perbedaan dari kedua jenis tesebut adalah tegangan jatuh maju (Vforward) yakni DUS Vforward 0,7volt dan DUG Vforward 0,2volt. Rata-rata kemampuan arus DUS atau DUG sekitar 200mA.

Ada beberapa macam diode al:

  • Diode Penyearah yaitu bila diode dipakai sebagai penyearah arus listrik dari AC ke DC. Tersedia dalam bermacam2 kapasitas arus mulai dari 100mA sampai ratusan Ampere. Contoh DUS : 1N4148, 1N915 , untuk kapasitas arus lebih besar misalnya 1N4001, 1N4004 dll.
  • Diode Zener yaitu diode yang dipakai untuk regulasi tegangan contoh: Zener 5V, 9V, 12V dll. Biasanya kapasitas arus tidak lebih dari 100mA.
  • Diode Schotky yaitu diode yang mempunyai sifat kecepatan switching dari on ke off atau sebaliknya cukup tinggi. Biasanya dipakai sebagai penyearah pada rangkaian switching. Contoh: 1N5818, 1N5820, BAT85, dll.
  • LED (Light Emitting Diode)

  • Prinsip Kerja Diode


    Diode akan menghantarkan arus listrik dari Anode (P) ke Katode (N), tetapi kalau kita baik polaritas tegangannya maka arus listrik akan diblok oleh diode (tidak ada aliran listrik)
    Diode mempunyai paramater sebagai berikut:
    1. Arus kerja (If, I forward) : yaitu arus (Amp) nominal dari diode.
    2. Tegangan Balik (Vbr, breakdown voltage): Tegangan balik maksimum (volt) yang diperbolehkan oleh spesifikasi diode. Tegangan balik ini yang dimanfaatkan untuk pembuatan diode zener.
    3. Arus bocor dalam orde nA, umumnya bisa kita abaikan dalam aplikasi2 tertentu.
    4. Tegangan maju (Vf, forward bias voltage): besarnya tergantung jenis bahan pembuat diode, silicon 0,7v germanium 0,3v.
    5. Bagaimanakah cara kerja diode? Analogi dari diode bisa kita bayangkan sebagai pipa yang mempunyai katup searah seperti gambar berikut:
      Gambar 2. Analogi Diode (1=A, 2=K)
      Kalau kita perhatikan dari gambar diatas, maka air akan mengalir dari titik 1 ke 2, tetapi tidak sebaliknya. Besar aliran air itu ibarat If (Arus Nominal) dari diode, dan kekuatan katup air sendiri ibarat Vbr (Tegangan breakdown) dari diode. Kalau misalnya aliran air kita balik dari ujung 2 ke ujung 1 apa yang terjadi? 


      Gambar 3. 
      Betul sekali, katup akan menutup, dan air tertahan oleh pintu tersebut. Kalau kita perhatikan katup air tentu ada sedikit air yang merembes menembus katup tsb, demikian juga diode juga mempunyai arus bocor yang kecil sekali (nA) yang sering kita abaikan keberadaanya. Seandainya kita paksakan dengan memberi pompa maka lama2 pintu akan rusak dan tembuslah aliran tersebut. Hal ini identik dengan Vbr, bila tegangan balik yang kita aplikasikan ke diode melebihi kapasitas diode maka diode tsb akan tembus (rusak).

      Karakteristik Diode

      Dibawah ini adalah karakteristik arus-tegangan (I-V) dari diode


      Seperti kita lihat parameter diode Vd (Tegangan bias maju maksimum) adalah tegangan maksimum yang diperkenankan oleh diode dan Vbr (Tegangan bias mundur maksimum) adalah tegangan bias mundur maksimum, kalau diode kita pasang pada rangkaian dengan tegangan yang melebihi nilai ini, maka diode akan rusak. Seperti tampak pada grafik diatas, arus akan naik secara drastis.

      Bentuk Diode


      Dibawah ini adalah macam-macam bentuk fisik dari diode:


      Gambar 4. Macam-macam Bentuk Fisik Diode

      Gambar 4 diatas adalah bentuk fisik diode single, ada juga tipe diode yang dikemas terdiri dari lebih dari 1 diode misalnya kiprok (Bridge rectifier) seperti terlihat di gambar berikut:

    Gambar5. Diode Bridge

     Sumber: